Ada
seorang pemecah batu yang melihat seorang kaya. Iri dengan kekayaan
orang itu, tiba-tiba ia berubah menjadi orang kaya. Ketika ia sedang
bepergian dengan keretanya, ia harus memberi jalan kepada seorang
pejabat. Iri dengan status pejabat itu, tiba-tiba ia berubah menjadi
seorang pejabat. Ketika ia meneruskan perjalanannya, ia merasakan panas
terik matahari. Iri dengan kehebatan matahari, tiba-tiba ia berubah
menjadi matahari. Ketika ia sedang bersinar terang, sebuah awan hitam
menyelimutinya. Iri dengan selubung awan, tiba-tiba ia berubah menjadi
awan.Ketika ia sedang berarak di langit, angin menyapunya. Iri dengan
kekuatan angin, tiba-tiba ia berubah menjadi angin. Ketika ia sedang
berhembus, ia tak kuasa menembus gunung. Iri dengan kegagahan gunung,
tiba-tiba ia berubah menjadi gunung. Ketika ia sedang bertengger, ia
melihat ada orang yang memecahnya. Iri dengan orang itu, tiba-tiba ia
terbangun sebagai pemecah batu.Ternyata itu semua hanya mimpi si pemecah
batu.
Karena kita semua saling terkait dan saling tergantung, tidak ada yang betul-betul lebih tinggi atau lebih rendah. Kehidupan ini baik-baik saja kok... sampai Anda mulai membanding-bandingkan.
Kata Sang Guru: "Rasa berkecukupan adalah kekayaaan terbesar." Pengejaran keuntungan, ketenaran, pujian, dan kesenangan bersifat tiada akhir karena roda kehidupan terus berputar, silih berganti dengan kerugian, ketidaktenaran, celaan, dan penderitaan. Inilah delapan kondisi duniawi yang senantiasa mengombang-ambingkan kita sepanjang hidup.
Kebahagiaan terletak pada kemampuan untuk mengembangkan pikiran dengan seimbang, tidak melekat terhadap delapan kondisi duniawi. Boleh-boleh saja kita menjadi kaya dan terkenal, namun orang bijaksana akan hidup tanpa memandang delapan kondisi duniawi...
KEBAHAGIAAN YANG SEJATI DATANG TANPA MELIHAT KONDISI DUNIAWI...
Karena kita semua saling terkait dan saling tergantung, tidak ada yang betul-betul lebih tinggi atau lebih rendah. Kehidupan ini baik-baik saja kok... sampai Anda mulai membanding-bandingkan.
Kata Sang Guru: "Rasa berkecukupan adalah kekayaaan terbesar." Pengejaran keuntungan, ketenaran, pujian, dan kesenangan bersifat tiada akhir karena roda kehidupan terus berputar, silih berganti dengan kerugian, ketidaktenaran, celaan, dan penderitaan. Inilah delapan kondisi duniawi yang senantiasa mengombang-ambingkan kita sepanjang hidup.
Kebahagiaan terletak pada kemampuan untuk mengembangkan pikiran dengan seimbang, tidak melekat terhadap delapan kondisi duniawi. Boleh-boleh saja kita menjadi kaya dan terkenal, namun orang bijaksana akan hidup tanpa memandang delapan kondisi duniawi...
KEBAHAGIAAN YANG SEJATI DATANG TANPA MELIHAT KONDISI DUNIAWI...
0 comments: