Jakarta merupakan kota yang mahal dan serba uang, tidak ada hal yang bisa dinikmati gratis. Kesan itu diperkuat hasil survei Mercer, perusahaan konsultan global untuk urusan sumber daya manusia dan jasa keuangan, belum lama ini yang menyatakan, bagi warga negara asing, Jakarta merupakan kota termahal kedua di ASEAN setelah Singapura. Benarkah semuanya sudah serba uang? Tidak juga, sesungguhnya sejumlah hal masih tersedia gratis. Di sini saya sebutkan delapan. Jika Anda temukan yang lain, tambahkan di kolom komentar di akhir tulisan ini.
1. Menikmati semilir angin di Monas:
Jakarta tidak punya banyak taman. Kota seluas 650 kilometer persegi ini jumlah tamannya bisa dihitung dengan jari. Itu pun kebanyakan tidak terurus, malah menjadi tempat mangkal gelandangan, lokasi SPBU (stasiun pengisian bahan bakar untuk umum), pedagang kaki lima, bahkan tempat operasi pekerja seks. Hanya ada sejumlah taman yang cukup terawat seperti Taman Menteng, Suropati, atau Monas.Taman Monas (Monumen Nasional) di Jakarta Pusat termasuk yang paling luas, cukup terawat (dipagar keliling), serta punya sejumlah fasilitas gratis yang bisa dinikmati pengunjung. Di Monas Anda bisa duduk-duduk-duduk di taman yang berpohon rindang, merasakan embusan angin sambil menikmati kicau burung. Anda juga bisa bertandang ke kandang rusa totol yang terletak di sisi selatan. Selain rusa, di situ ada berapa ekor burung merak serta puluhan burung merpati. Beberapa kandang merpati juga terdapat di sisi barat.
Masih di sisi barat, di sana terdapat kolam air mancur menari dan menyanyi yang dilengkapi tempat duduk bagi penonoton. Pertunjukan laser dari air mancur menari dan menyanyi itu berlangsung setiap malam Minggu pukul 19.00-21.00. Pada Minggu pagi, Monas menjadi tempat olahraga yang ramai. Jika Anda ingin memijat telapak kaki dengan batu kerikil, Monas menyediakan jalur khusus berbatu kerikil. Sayangnya, sejumlah titik dari taman ini, terutama di sisi timur dekat Stasiun Kereta Api Gambir, menjadi tempat ‘tinggal’ gelandangan. Siang hari, di bawah pohon di sisi timur itu, banyak gelandangan berteduh. Anda juga harus waspada terhadap orang yang hilang ingatan jika berkunjung ke Monas.
2. Window shopping dan toilet gratis:
Mal tumbuh bagai cendawan di musim hujan di Jakarta. Daerah resapan air dalam sekejap bisa disulap jadi mal. Tempat-tempat itu menyediakan barang murah sampai barang kelas butik yang harganya selangit. Mal mewah umumnya berada di Jakarta Selatan, sebut saja Plasa Senayan, Senayan City, dan Pondok Indah Mal. Di dalam mal ada puluhan toko atau gerai seperti Gucci, Bvlgari, Cartier, Chanel, Chloe, Christian Dior, dan Christian Lacroix. Selain window shopping, banyak orang mampir ke mal sekadar untuk ngadem dari udara Jakarta yang panas atau numpang ke toliet. Mal umumnya tidak memungut tarif untuk penggunaan toliet meski ada beberapa mal, seperti Mal Atrium Senen di Jakarta Pusat, yang menetapkan tarif untuk penggunaan toilet.3. Berkunjung ke tempat ibadat tua bersejarah:
Tempat-tempat ibadat,
terutama masjid dan gereja, berusia tua yang punya kaitan dengan sejarah
perkembangan atau penyebaran agama tersebar di Jakarta. Sebut saja
misalnya Gereja Tugu di Jalan Tugu, Jakarta Utara. Gereja ini dibangun
tahun 1725 oleh Belanda Van der Tydr untuk para budak yang pernah
bekerja di Malaka di bawah kekuasaan Portugis. Tahun 1742 gereja ini
hancur akibat pemberontakan China di Batavia dan dibangun kembali tahun
1747 oleh Moudidts Mohr.
Dalam sejarah perkembangan agam Islam ada sejumlah masjid yang
memainkan peran penting, antara lain Masjid Luar Batang yang terletak di
perkampungan Luar Batang, Jakarta Utara, atau yang dulu merupakan
wilayah permukiman orang Jawa di luar tembok Kota Batavia. Masjid itu
dibangun tahun 1739. Setiap Maulid, peringatan hari lahir Nabi Muhammad
SAW, banyak warga dari tempat sekitar itu maupun yang berasal dari jauh
berziarah ke masjid yang dikeramatkan tersebut. Lalu ada Majid Angke di
Jalan Pangeran Tubagus Angke, Jakarta Barat. Masjid ini memiliki gaya
arsitektur dan hiasan yang cantik yang merupakan paduan gaya Arab,
Eropa, China dan Jawa. Masjid ini dibangun pada tahun 1761. Meski Anda
bisa masuk gratis ke tempat-tempat itu, sebelum masuk sebaiknya permisi
dulu kepada pengurus bangunan-bangunan tersebut.
0 comments: